Secangkir Kopi

Pada sebuah cerita dimana hanya seorang guru yang tahu.

Thursday, December 23, 2010

Berikut dengan bunganya

Ada budi, ada balas. Kita gak akan lepas dari apa saja yang pernah kita lakukan. Apa yang baik akan mendapat balasan yang baik. Sedang yang buruk, tentu saja akan mendapat balasan yang akan menyiksa. Ini yang aku percaya. Siapa sih kita ini? Manusia biasa yang mengaku luar biasa!

Tidak saya saja. Semua orang akan merasakan. Hanya orang baik yang akan mendapat balasan yang baik. Kalau kebaikan  kita masih setengah-setangah, mumpung masih sempat menghirup udara segar, mari kita sama-sama melakukan gebrakan tuntas untuk 'hijrah'. Begitulah istilah yang aku dapatkan dari orang penting yang menjadi gacoanmu.

Aku tahu. Engkau telah meniadakan aku dalam pikiranmu. Bahkan sepertinya engkau telah menganggap tidak ada sama sekali. Siapa yang salah?

Mari kita tengok dulu. Aku harus ngelantur begini karena apa?

Labels: ,

Friday, November 19, 2010

Buah pemikiran sendiri

Masing-masing orang berbeda. Itu pula yang selalu aku tawarkan. Padahal mereka juga menyadarinya. Siapa orangnya yang akan menyangkal? Tidak ada. Namun dalam prakteknya, tidak banyak orang yang sanggup bertahan dan mengatakan terus terang tentang perasaan dan pemikirannya yang beda. Mereka takut mengatakan.

Berkata jujur, bagi saya, sangat penting. Dan semua orang berhak mengutarakan buah pikirannya sendiri. Kalau pun berbeda, tentu tidak apa-apa. Kita belajar menghindari posisi selalu mainstream. Kita harus meyakinkan banyak orang bahwa berbeda itu layak dan dibolehkan.

Labels:

Friday, October 29, 2010

Jangan lagi menangis!

Suara hatiku berkata, jangan lagi menangis
Tidak ada lagi yang perlu disesali
Semua orang telah mengetahui jelas sekali
Sementara mereka hanya mampu meringis

Barangkali dunia belum kiamat
Karena pun semua orang faham betul
Siapa sebenarnya yang sedang kumat
Hanya doa yang memadatkan

Kita semua bukan perempuan
Jangan titikkan air mata
Baik berbalas baik
Tidak baik ada balasan

Labels:

Saturday, October 9, 2010

What is Abnormal Psychology?



Sebagian dari yang sedang hot dalam proses pembelajaran saya adalah tentang abnormal psychology. Saya sudah browsing ke sana ke mari khusus mempelajari fenomena yang sering terjadi pada kita semua manusia. Bahkan, ada pertanyaan pribadi yang cukup kuat, apakah dengan keinginan yang untuk mempelajarinya maka saya juga mengalami gangguan kepribadian? Mudah-mudahan tidak! Kalau betul kondisi jeleknya sudah menjadi nasib saya, minimal saya mengenali siapa saya secara pribadi. Saya kan juga ingin tetap sehat, dan mudah-mudahan dengan terus belajar saya bisa menyembuhkan hati saya yang sakit.

Sebagian dari yang bisa saya kutip adalah:
The field of abnormal psychology recognizes that there are many influences on psychological development, including situational factors, environmental influences, and genetics. Their goal is not to force people to achieve “normality,” but to help people who struggle with mental and emotional disorders so that they can live more fulfilling, active lives. Some people work in research, studying people as a collective whole to learn more about human behavioral patterns, while others work as care providers, providing services directly to individuals.

Maksud dari ungkapan di atas adalah:

Bidang psikologi abnormal mengakui adanya faktor mempengaruhi perkembangan psikologis manusia, termasuk faktor situasional, pengaruh lingkungan, dan genetika. Tujuan mereka adalah untuk tidak memaksa orang untuk mencapai "normal," tapi untuk membantu orang yang berjuang dengan gangguan mental dan emosional sehingga mereka dapat hidup lebih memuaskan, hidup aktif. Beberapa orang bekerja dalam penelitian, mempelajari orang-orang secara keseluruhan kolektif untuk mempelajari lebih lanjut tentang pola perilaku manusia, sementara yang lain bekerja sebagai penyedia perawatan, menyediakan layanan langsung ke individu.


Labels:

Annenberg Media

Annenberg Media adalah sebuah website yang ditawarkan untuk guru. Website ini tidak sengaja saya kunjungi karena kehausan saya terhadap kajian psikologi yang mempelajari 'kepribadian abnormal'. Kita bisa belajar banyak tentang masalah kepribadian dan mental.


Labels: ,

Tuesday, October 5, 2010

Merasa kalau dia yang berkuasa

Susah berhadapan dengan tipe orang ini. Meski sempat ada seorang teman bilang, "Sampeyan ini sudah menyadarkan banyak orang. Sampeyan berani menghadapi tipe-tipe orang sulit." Bagiku sendiri, kondisi yang aku alami sejak dia menjadi pimpinan di sekolah ini serius sekali sulitnya. Semakin lama semakin terasa menyulitkan. Hanya kebetulan saja aku seorang guru, tentunya sudah banyak belajar untuk bersabar.

Yakin saja kalau aku sama sekali bukan peramal. Tetapi, di minggu pertama dia masuk kantor, dia memanggil aku untuk diajak ngobrol. Aku pikir dia ingin membicarakan beberapa persoalan sekolah sebagai taraf penjajakan. Ternyata dia langsung to the point dan menyikat aku dengan pernyataannya bahwa dia mau melupakan hal-hal yang telah lalu dan aku diminta bersikap cooperative. Kok dangkal sekali cara berpikir orang ini, aku bilang dalam hati. Belum mengenal aku tetapi sudah memberikan pernyataan yang cukup tegas. Wah, jadi korban aku kali ini!

Dengan berbekal kesan pertama yang tidak mengenakkan, aku terus menjalani tugas sebagai guru biasa. Terasa bahwa orang itu terus memberikan sikap yang beda khusus untuk aku. Kesan diskriminasi begitu kuat. Dia juga melakukan hal-hal yang di luar batasan kemanusiaan kepada teman yang lain. Ternyata masih bentuk perbudakan di dunia modern seperti sekarang.

Labels:

Monday, October 4, 2010

Perkembangan Jiwa Anak

Dalam konteks pengembangan karakter, seringkali kita orangtua dan guru sedikitnya lupa tentang bagaimana karakter putra-putrinya. Kita hanya berpikir global bahwa sikap dan perilaku anak kita harus baik. Sementara itu kita lupa bagaimana cara-cara terbaik yang bisa membawa mereka menjadi orang-orang yang berkarakter. Kita lemah dalam strategi pembelajaran karakter baik di rumah maupun di sekolah. Kita lebih sering berlepas tangan untuk membiarkan anak-anak kita berkembang apa adanya.

Anak-anak berkembang sesuai dengan lingkungan yang membentuknya. Bakat alam seorang anak adalah sebagai peniru apa saja yang ada di lingkungannya--di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Apa saja yang dianggap benar oleh orang-orang di sekitarnya akan juga dibenarkan dalam pemikiran anak. lingkungan akan menjadikan pijakan kuat berkembangnya karakter anak, dan semakin kuat ketika mereka beranjak dewasa.

Proses pembentukan karakter yang salah akan menyebabkan anak sulit dikendalikan. Begitu mereka beranjak dewasa, orang tua sudah tidak berpengaruh apa-apa terhadap perbaikan karakter mereka. Kemungkinan terburuk dalam perkembangan manusia adalah ketika karakternya begitu buruknya, meskipun mereka masuk dalam kategori orang-orang terdidik. Mereka menjadi sakit tetapi tidak merasakannya.

Tingkat perkembangan karakter yang buruk adalah bibit-bibit gangguan kejiwaan.

Saturday, August 28, 2010

Hampir lupa cara berekspresi layaknya manusia

Dalam perhitunganku dia mulai mendapatkan posisi sebagai pendamping kepala sekolah sudah sekitar dua tahun. Terlihat enjoy betul dia menjalankan peranan baru, yang sepertinya memang diharapkannya. Banyak perubahan sikap yang tampak pada orang ini. Tidak ada yang lebih dia pikirkan kecuali bagaimana caranya si kepala sekolah menjadi senang dan bangga kepadanya. Dia berhasil. Semua pikirannya ditelan habis oleh kepala sekolah.

Egonya memang kuat. Dia mencari jalan, apapun caranya, agar segera mencapai impiannya. Jadinya ....

Bagiku sendiri, tidak peduli apakah dia akan meindapatkan posisinya atau tidak. Aku tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain. Sayangnya, di antara perubahan yang terjadi pada orang mengejar jabatan' ini adalah sikapnya yang semakin mengabaikan keberadaan orang lain.Sepertinya tidak ada orang yang dibiarkannya untuk berkiprah, berperan penting, dalam lingkarannya. Semua harus tunduk di kuasanya. Mereka yang tidak sejalan dan tidak mau mengakuinya akan dijadikan korbannya.

Labels: , ,

Saturday, August 14, 2010

Lama tidak mengupdate blog

Orang lain menganggap aku sudah setengah gila. Mereka tidak pernah bisa memahami aku, karena memang bukan itu yang mereka inginkan. Mereka hanya mau aku berhenti melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak pernah bisa lakukan. Mereka hanya mau aku bersikap seperti kebanyakan orang. Masalah ini pula yang mereka harapkan ketika aku sudah cinta banget dengan kegiatan ngeblog.

Di lingkungan tempat aku bekerja sedikit sekali orang yang bisa memberikan contoh yang lebih baik dalam masalah ngeblog. Di lingkuang yang lebih luas lagi, aku dianggap sebagai orang yang langka. Sungguh terasa menyedihkan.Ketika aku demen dengan blog yang aku buat, ekspresi-ekspresi bebas selalu muncul di blog yang aku buat. Mereka kaget dengan apa yang aku tuliskan. Mereka tidak pernah membayangkan adanya orang yang tidak sejalan dengan pikiran-pikiran mereka. Aku dianggap terlalu vulgar. Itulah istilah yang sempat aku tahu dari seseorang.

Ketika facebook juga menjadi jalan hidupku, ada orang yang merasa risih dengan update status yang aku ungkapkan. Satu dua orang menjadi seperti kebakaran jenggot. Karena mereka tidak bisa menjangkau dunia komunikasi yang sudah aku rambah, maka mereka saling mendukung untuk manjatuhkan derajat ketenangan batinku di dunia lain. Hidupku menjadi tidak nyaman. Dan ... dengan terpaksa aku sedikit mengendorkan kegiatan ngeblog.

Labels:

Tuesday, January 19, 2010

Syukuran atas hidup hari ini

Tuhan menyayangi seluruh ummatNya. Termasuk aku. Inilah keyakinanku yang tidak pernah luntur. Meskipun banyak sekali dosaku, masih saja ada rahman dan rahimNya yang menyambangi setiap saat.

Teman-teman yang ketemu aku di minggu ini selalu mengatakan: "Sabar, Mas! Orang sabar akan disayang Tuhan." Mereka begitu ingin mengucapkan simpatinya kepadaku. Aku tak perlu dan tak boleh merisaukan apa saja yang telah diperbuat pimipinan sekolah yang selalu berusaha memarginalkan keberadaanku di sekolah. Aku tidak pernah mendapatkan tempat aman di lingkungan yang dikuasainya. Aku sudah merasakan pahitnya, tetapi aku harus bersabar.

Hari ini aku mengadakan syukuran atas kebesaran kuasa Ilahi. Aku masih bisa bertahan dengan rahman dan rahim. Aku masih bisa tegar untuk menatap hari esok. Tiada yang patut dipuji kecuali Allah, dalam situasi apapun juga. Baik dan buruk kita pasrahkan, sebab Allah yang Maha Kuasa.

Labels:

Tuesday, November 24, 2009

Manajemen sekolah yang tidak ramah

Menjadi pimpinan sekolah ternyata butuh kecerdasan sosial, selain wajib memiliki kecerdasan akademik yang tinggi. Dari kurun waktu sekian tahun berjalannya manajemen berbasis sekolah, ternyata masih banyak manajemen sekolah yang ketinggalan informasi dan masih mempertahankan kondisi status quo sehingga masih memiliki kecenderungan untuk tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam upaya memperbaiki kinerja sekolah dan memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada masyarakat, terutama para peserta didik.

Manajemen berbasis sekolah mengedepankan peranan stakeholders dalam menetapkan kebijakan sekolah, yakni dengan mengandalkan akuntabilitas dan transparasi pada sistem manajemen sekolah. Unsur-unsur stakeholders yang termasuk komite sekolah, kepala sekolah, guru, staff dan siswa seluruhnya terlibat untuk merekayasa ulang seluruh kebijakan sekolah agar terjalin kerja sama yang saling melengkapi dari berbagai kepentingan yang ada. Tidak ada satupun unsur-unsur stakeholders yang bisa diabaikan keberadaannya, meskipun berdalih demi kelancaran kinerja manajemen sekolah.

Beberapa kondisi timpang yang sering terjadi dalam penataan sistem manajemen berbasis sekolah antara lain adalah:
  1. Sikap pimpinan sekolah yang terlalu dominan untuk menentukan semua kebijakan di sekolah.
  2. Keberadaan komite sekolah hanya sekedar sebagai unsur pelengkap, tidak memiliki peranan yang jelas kecuali sebagai pengetok palu--merekomendasikan apa saja yang dianjurkan oleh pihak manajemen sekolah.
  3. Staff dan guru di sekolah tidak banyak dilibatkan dalam proses musyawarah dalam menentukan sebuah kebijakan sekolah. Mereka hanya berperanan sebagai pekerja di lapangan, dan tidak dirasa perlu untuk memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan organisasi sekolah.
  4. Konflik-konflik kepentingan di seluruh sistem sekolah dibahas dengan tertutup sehingga tidak banyak orang yang mengetahui rencana dan perkembangan permasalahannya.
  5. Sikap pimpinan sekolah yang tidak akomodatif terhadap aspirasi yang berkembang di antara unsur stakeholder. Dari persoalan ini, motivasi dan inisiatif kerja hanya berdasarkan kemauan manajemen.

Kondisi-kondisi di atas hanyalah sebagian dari begitu banyaknya persoalan yang sebenarnya ada. Bagaikan fenomena gunung es, kelemahan sistem manajemen di sekolah yang sebenarnya ada akan terakumulasi dengan resiko kegagalan layanan pendidikan yang bermutu.
Share/Save/Bookmark

Labels:

Sunday, October 25, 2009

Jangan, tidak usah sakit hati lagi!

Sudahlah. Tutup semua pintu hati yang menganjurkan kamu patah semangat, sakit hati dan tidak berdaya. Kamu kan punya Tuhan yang Maha Kuasa. Pasrah dan tawakal saja kepadaNya. Biarkan orang-orang yang sukanya bersombong diri dengan kekuasaannya. Mereka juga tidak akan lama menikmatinya.Sebentar saja, mereka pasti mendapatkan balasan dari Allah.

Apa sih kehebatan mereka dibandingkan dengan segala kekuasaan Allah? Hanya Allah yang Maha Kaya. Kini mereka berbangga diri dengan selembar kekuasaan yang ada di tangan mereka. Kini mereka bersikap ujub terhadap apa-apa yang bukan usaha mereka sendiri. Mereka bahkan termasuk orang tidak tahu malu dengan mengambil banyak hak orang lain demi memenuhi hasrat pribadi mereka sendiri.

Jangan khawatir. Rahmat dan anugerah Allah juga akan segera menghampirimu. Mereka akan mendapati kekecewaan apabila tiada ketulusan dalam setiap langkah mereka. Bukan kekuasaan yang akan membuat mereka bahagia. Bukan harta yang tidak karuan hak siapa yang akan membuat mereka kaya. Apabila mereka tidak mengetahui hak-hak orang teraniaya yang telah masuk ke dalam perut mereka, biarkan saja Allah yang akan segera memberikan peringatanNya. Biarkan. Tidak usah sakit hati. Serahkan semua kepada Allah yang Maha Membaca.

Labels: , , ,

Sunday, August 16, 2009

Dunia untuk berbagi

Di sekolah sudah dimulai sebuah program belajar bahasa Inggris. Guru dan karyawan diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini. Semuanya, termasuk saya yang sudah menjadi dosen bahasa Inggris, mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan ini. Belajar bahasa Inggris aktif ini merupakan sebuah acara dadakan dalam rangka mempersiapkan guru dan karyawan untuk mempersiapkan rintisan sekolah bertaraf internasional. Promotornya tentu saja direktur sekolah internasional itu. Pengajarnya sendiri adalah orang luar yang direkrut sesuai dengan keinginan sang direktur. Dari awal hingga sekarang saya tidak pernah dikontak tentang persiapan dan pelaksanaan kursus bahasa Inggris di sekolah ini. Rupanya sang direktur tidak terlalu merasa penting mengajak saya untuk berdiskusi atau merencanakan kegiatan berbahasa Inggris di sekolah. Teman-teman guru bahasa Inggris yang lain pun juga tidak memiliki kesempatan memikirkan kegiatan kursus bahasa Inggris yang luar biasa ini.

Saya bertanya-tanya dalam hati, apa istimewanya guru yang direkrut untuk mengajari guru dan karyawan di sekolah. Mengapa juga tidak ada komunikasi tentang perkembangan terbaru di sekolah? Mengapa manajemen sekolah terlalu mengabaikan potensi yang dimiliki di dalam? Apakah benar guru-guru yang ada sekarang dianggap tidak terlalu berpotensi? Banyak lagi pertanyaan yang muncul di benak saya. Namun saya juga tidak peduli. Kalau manajemen memiliki pilihan sikap tentang perkembangan sekolah, silahkan saja mereka mengambil yang dianggap cocok. Tetapi begitu potensi yang ada diabaikan, saya yakin nantinya akan terjadi hal-hal tidak diharapkan. Pengabaian potensi akan berkelanjutan dari waktu ke waktu. Komunikasi yang menjadi syarat sekolah berkualitas pun tidak akan terwujud. Manajemen sekolah ini cenderung berkiblat pada teori manajemen suka-suka gue. Siapapun akan salah kalau mengajukan pandangan yang bertentangan dengan kemauan top manajer. That is allright!

Itulah persoalan yang serius saya pikir sekarang ini. Sekolah ini memang benar-benar berubah. Ada kondisi manajemen yang serius di sini, terjadinya pembunuhan karakter bagi siapa saja yang tidak sejalan dengan atasan yang baru. Hanya mereka yang bersikap patuh dan taat pada atasan saja yang diberikan kesempatan menikmati 'kesejahteraan'.

Labels: ,